Salahsatu filosofi Jawa yang sering dipakai orang Jawa sebagai pegangan ialah suro diro joyoningrat, lebur dening pangastuti. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menuliskan sebuah status di Facebook yang bertuliskan "Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti"
Sepulangdari Masjid tembang-tembang itu mereka hafalkan serta memahami artinya. Akhirnya, sedikit demi sedikit mereka mengenal dan bersimpati kepada agama lslam. serakah dan tamak • Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dgn sikap bijak, lembut hati dan
SuroDiro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hny bisa dikalahkan dgn sikap bijak, lembut hati dan sabar). yang maha segala-galanya "Diatas Langit masih ada langit" Bagaimanapun kita jadi juara dalam arena pertandingan tak ada artinya apabila kita tidak bisa jadi juara dimata Tuhan
Bayatingsun amuji pujiku dipa Murup rina lan wengi Tan keno ing sirep Sapa kira neja ala maring ingsun Kunduro kuwaninane Ilango kebaktine Lebur jabang bayi kang neja ala maring ingsun Selengkapnya Makna Petuah Jawa Sunan Kalijaga "Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro"
SuroDiro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (NU) yang artinya kebangkitan ulama. Setelah NU berdiri posisi kelompok tradisional kian kuat. Terbukti, pada 1937 ketika beberapa ormas Islam membentuk badan federasi partai dan perhimpunan Islam Indonesia yang terkenal dengan sebuta MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) Kyai Hasyim
. 365 314 339 275 16 337 83 193
suro diro joyo jayaningrat lebur dening pangastuti artinya